Megawati Singgung Pembicaraan Ketum Parpol Koalisi dengan Presiden Jokowi

Gambar Gravatar

KABAR DPR – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, sedikit meyinggung isi pembicaraan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para ketua umum partai politik pendukung pemerintahan di Istana Merdeka, belum lama ini.

Bila disangka banyak pihak, pertemuan hanya membahas politik elektoral semata, ternyata kebanyakan obrolan dituturkan Megawati antar ketua umum parpol koalisi, justru lebih banyak dibahas hal- hal di luar politik.

Bacaan Lainnya

Hal itu diungkapkan Megawati saat memberikan arahan dan membuka acara seminar bertajuk ‘Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 di Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).

“Kemarin waktu dikumpulkan ketua-ketua umum silaturahim sama presiden itu sebenarnya, kalau beritanya uuuh politik (tingkat tinggi) apa yang dibicarakan? Tidak ada, (itu hanya) silaturahim, makan, sudah gitu. (Presiden) hanya bilang begini, mau nitip (pesan). Apa? Nah ini saya mau nitip balik (ke para peserta acara seminar), karena ini perintah presiden,” kata Megawati.

Ia menyampaikan, Presiden Jokowi hanya menitipkan terkait pentingnya menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan demografi. Menurutnya, Jokowi menyebut bahwa saat ini lah Indonesia memiliki waktu yang baik terkait demografi.

“Beliau cerita saya nanti ingin menitipkan, karena sudah saya tanya ke ahli-ahli ‘saya bicara sama IMF, World Bank, dan yang lain, bahwa dunia sekarang mengalami perubahan demografi, ini tolong dicatat. Kita, menurut beliau, mengalami sebuah (masalah) demografi. Demografi itu kan soal penduduk. Itu (harus dipikirkan) mulai tahun ini. Jadi (bonus demografi) itu ada peak timenya (momentum puncak, red),” tutur Megawati yang juga Presiden RI kelima.

Megawati lantas menjelaskan di depan peserta seminar, bahwasanya memang Indonesia ke depan memiliki demografi yang bagus untuk mendukung negara ini dari berkembang menjadi negara maju.

Tapi dalam forum tersebut yang dihadiri para akademisi dan pejabat Kementerian, bonus demografi tersebut tak akan selamanya terjadi. Menurut dia, waktu demografi yang bagus untuk Indonesia tersebut bisa surut.

Ia lantas memberi contoh negara-negara yang kini mengalami penyurutan demografinya yakni seperti China, Jepang hingga Korea Selatan.

“Negara yang mengalami sekarang terbaliknya demografinya itu adalah Jepang, Korea, dan RRC. Jadi kalau disebut piramid terbalik, karena di sini orang-orang tua yang disebut tidak produktif lagi.”

“Kita justru dari tahun ini, ini Presiden loh bukan saya yang ngomong, sampai 2036, 13 tahun itu adalah peak timenya untuk menghasilkan dari sisi demografi produktif, manusia yang produktif dari usia 16-60 an, sehingga harus dipacu bagaimana mereka ini untuk bisa produktif. Kalau dari produktivitas yang dilakukan manusia produktif itu, maka kita bisa terangkat jadi negara maju keempat. Yang pertama China, India, Amerika, lalu kita. Bayangkan loh,” sambungnya.

Sementara itu, di sisi lain Gubernur Bali Wayan Koster, menyampaikan bahwa provinsi yang dipimpinnya membutuhkan Haluan 100 tahun untuk masa depan. Kesucian wilayah Bali perlu dijaga.

“Jadi kita harus memberikan arahan kepastian masa depan Bali dibangun dan diwujudkan,” ujar Koster.

Adapun dalam acara seminar bertajuk ‘Haluan Pembagunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125’ di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, ini turut juga dihadiri oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Kepala BPIP Yudian Wahyudi hingga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Gubernur Bali I Wayan Koster memaparkan rancangan Haluan 100 tahun Bali.

edw

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *