Hasto: Mau Jadi Pemimpin Bangsa Harus Dimulai Sejak Dini

Gambar Gravatar

KABAR DPR – Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto menggelorakan agar mahasiswa memulai sejak dini mempersiapkan diri jika ingin menjadi pemimpin bangsa.

“Kalau mau jadi pemimpin 15 tahun yang akan datang atau 30 tahun akan datang, mulailah dari sekarang,” kata Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).

Bacaan Lainnya

Menurut dia, menjadi pemimpin dalam seluruh aspek kehidupan begitu penting karena tidak ada bangsa besar tanpa kekuatan moral atas dasar nilai-nilai agama, spritualitas, nasionalisme, dan patriotisme yang menjadi daya gerak suatu bangsa.

Hasto menyampaikan hal itu saat berbicara dalam kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/3). Kuliah umum ini bertema Manifestasi Pemikiran Bung Karno tentang Agama dan Kebangsaan pada Era Kekinian.

Ia sudah berkunjung ke setidaknya 21 kampus perguruan tinggi di berbagai wilayah di Indonesia dalam satu dua tahun terakhir. Alasan di balik itu karena dia ingin menggelorakan mahasiswa dan anak muda Indonesia agar menggali semangat perjuangan dari para pendiri negara Indonesia.

Hasto menceritakan disertasi program doktoralnya di Unhan tentang teori geopolitik Soekarno. Ia menemukan tradisi intelektual Bung Karno dan pemimpin bangsa lainnya yang kental dengan tradisi akademis.

“Kepemimpinan intelektual dibangun melalui dialektika melalui buku yang dibaca dari pemikiran tokoh-tokoh yang membangun peradaban dunia, dan dibumikan dengan persoalan bangsa dan negara, hingga muncul lah sintesa berupa konsepsi keindonesiaan dan arah bagi masa depan bangsa dan negara,” kata Hasto.

Dengan spirit yang sama, kata dia, mahasiswa harus banyak membaca buku dan berdiskusi agar punya kepemimpinan intelektual serta meretas jalan migrasi terpendek bagi kemajuan.

Dengan menggelorakan semangat membaca, Hasto berharap mahasiswa dan anak muda Indonesia saat ini akan punya daya imajinasi tentang apa yang harus mereka lakukan pada 20 hingga 45 tahun ke depan.

Dari tradisi intelektual itu, kata Hasto, mahasiswa banyak belajar sejarah nusantara, kemudian melihat korelasinya dengan sejarah dunia, dipadukan dengan membaca kondisi masyarakat Indonesia, lalu merancang cita-cita bagi masa depan.

“Jika sebagai mahasiswa, Anda tidak punya cita-cita masa depan artinya Anda kurang membaca. Saya berharap membaca buku, diskusi, dan mengontemplasikannya dalam problem rakyat Indonesia, juga menjadi tradisi seluruh mahasiswa di UIN Alauddin,” pungkasnya.

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *