Fahri Hamzah Ungkap Kelemahan Rival Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Gambar Gravatar

KABAR DPR – Wakil Ketua Umum DPN Partai Gombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah membongkar kelemahan yang ada di kubu pasangan calon 01 Anies-Muhaimin dan kubu 03 Ganjar-Mahfud. Menurut dia, baik kubu Anies juga Ganjar sama-sama dalam kondisi terjebak dalam satu sistem yang tidak mungkin membuat mereka merubah keadaan.

“Mereka tidak sadar kalau sekarang dijebak, karena sejak awal mereka sendiri terlibat menciptakan sistem treshold yang menyebabkan kita kesulitan mencari argumen dari koalisi antara parpol-parpol yang ada,” kata Fahri kepada wartawan, dikutip Minggu (31/12/2023).

Bacaan Lainnya

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini melihat, kubu Anies dan Ganjar memiliki andil dalam terciptanya ambang batas pencalonan presiden atau president threshold (PT) 20% tersebut.

Bahkan, Fahri mengaku kalau dirinya lah yang sedari awal mendorong penghapusan PT 20%, karena sudah menduga pihak lain tidak ada yang berani bersuara jika bersinggungan dengan pemimpin saat ini.

“Saya waktu itu sudah berargumen di Mahkamah Konstitusi (MK), saat menjadi saksi dan pengusul penghapusan trahold 20 persen itu. Saya sudah menduga juga calon-calon yang akan muncul itu tidak akan beralasan, kecuali apabila calon itu dikaitkan dengan pemerintahan yang sedang memimpin sekarang ini,” ujarnya.

Karena itu, menurut Fahri, yang relevan kalau treshold-nya 20% itu adalah bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), atau melawannya. Namun, paslon nomor urut 01 dan 03 itu kesulitan menempatkan dirinya.

“Itulah sebabnya acara real survei membuktikan paslon nomor urut 02, Prabowo-Gibran terus mengalami peningkatan karena satu-satunya yang posisinya jelas di mata rakyat,” tegas Wakil Komandan Bravo Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran tersebut.

Dia menambahkan, Prabowo-Gibran merupakan satu-satunya paslon memiliki argumen yang kuat sekarang ingin meneruskan pemerintahan Jokowi. Oleh karena itu, perkiraan Fahri, paslon nomor urut 02 lah yqng harus di para pemilihan presiden (Pilpres) 2024 nanti.

“Saya kira argumen ini sangat sulit untuk dibantah. Mengapa? Karena terlalu kuat dan sekali lagi itu menjadi agenda kita kedepannya,” tutup Caleg DPR RI Partai Gelora Indonesia dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I itu.

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *