Di IPU Bahrain, Putu Supadma Ungkap Masyarakat Bali Menjunjung Tinggi Alam

Gambar Gravatar

KABAR DPR – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana berbicara bagaimana Bali menjalank hidup bersandingan dengan alam. Hal ini disampaikan Putu di sela hari pertama 146th Inter Parliementary Union (IPU) di Manama, Bahrain.

“Sebagai anggota parlemen dari Bali, saya juga ingin berbagi bagaimana masyarakat Bali menjunjung tinggi alam dan mempertimbangkan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam, khususnya air,” ujar Putu dalam sesi Panel diskusi bertajuk ‘Parliamentary Leadershup in adressing insecurity and crises: puttung gender equality at the centre of water security, climate resilience and peace sustainability, Minggu (12/3/2023).

Bacaan Lainnya

Masyarakat Bali memiliki filosofi Bali Tri Hita Karana. Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta yang terbentuk dari tiga kata. “Tri” artinya tiga, “Hita” artinya kesejahteraan atau kebahagiaan, dan “Karana” artinya sebab atau penyebab.

“Jadi, Tri Hita Karana berarti ‘tiga penyebab kebahagiaan,” terang Politikus Demokrat ini.

Tri Hita Karana, lanjut Putu, dimaknai sebagai konsep yang mengajarkan manusia untuk hidup berdampingan. Tujuannya adalah untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan, tidak hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dengan Tuhan dan lingkungan.

Ketiga hubungan harmonis tersebut diyakini akan membawa kebahagiaan, keharmonisan, dan kemakmuran dalam hidup.

“Orang Bali menjunjung tinggi filosofi ini dalam hidup. Itu sebabnya kebijakan pemerintah di Bali juga dirancang sesuai dengan filosofi tersebut,” beber legislator dapil Bali ini.

“Bagaimana mewujudkan Provinsi Bali yang berkualitas, aman, nyaman, produktif, mandiri, berdaya saing, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sebagai pusat pengembangan pariwisata, pertanian dan industri berbasis budaya,” urai Putu lagi.

Lebih lanjut, Putu menegaskan, masyarakat Bali mengelola air dengan konsep Tirta atau Air Suci. Artinya, mata air alami merupakan kawasan suci yang harus dilindungi. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama untuk menjaga dan melestarikan Tirta ini.

“Tirta atau air suci merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Bali. Yang dimaksud dengan air suci adalah air yang diambil dari sumber air kemudian diupacarai, selanjutnya disebut Tirta. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat Bali. Mempertimbangkan hal tersebut, dengan senang hati saya informasikan juga bahwa Indonesia khususnya Bali akan menyelenggarakan World Water Forum di tahun 2024,” papar Putu.

Menutup pernyataannya, Putu menekankan, ia percaya bahwa ketahanan dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya air dan perlindungan iklim akan diperkuat dengan pelibatan dan pemberdayaan perempuan.

“Untuk tujuan ini, saya juga mendorong parlemen untuk terlibat dengan kelompok perempuan dan organisasi masyarakat sipil yang berada di garis depan pekerjaan ini sebagai sekutu penting dalam menerapkan kebijakan tanggap gender,” tutup Anggota Komisi VI DPR ini

Hadir dalam sidang IPU Bahrain, Ketua BKSAP Fadli Zon, Wakil Ketua Hafisz Tohir, Anggota BKSAP Putri Komarudin dan Ratih Megasari Singkaru serta Duta Besar RI untuk Bahrain Ardi Hermawan.

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *