Cerita Heroik Bung Karno Dijadikan Teladan dan Inspirasi Relawan Ganjar

Gambar Gravatar

KABAR DPR- Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemenangan Ganjar Pranowo (DPP GPGP) turut memperingati Bulan Bung Karno dengan mengadakan Sharing Session mengenai Hari-Hari Terakhir Bung Karno.

Dalam kegiatan ini, GPGP berkesempatan langsung mendengarkan kesaksian dan berdiskusi langsung dengan Irjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto. Sidaro merupakan ajudan dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno. Beliau yang kini juga sebagai Ketua Dewan Pembina DPP GPGP, berkenan menerima Pengurus DPP GPGP dan beberapa tamu undangan dari Front Kebangsaan dalam kegiatan tersebut yang berlangsung di kediamannya, Jakarta Selatan.

Bacaan Lainnya

Dhini M, Ketua Umum GPGP mengapresiasi dan rasa terima kasihnya kepada Sidarto.

“Saya berterima kasih kepada Bapak Sidarto yang telah menerima kami dan berkenan menuturkan kesaksiannya dalam Hari-Hari Terakhir Bung Karno. Tentunya kami merasa sangat terhormat dapat mendengarkan kisah Bung Karno secara langsung. Semoga keteladanan Bung Karno dapat diteruskan oleh generasi muda” tutur Dhini, Kamis (22/6/2023).

Dalam kegiatan tersebut, Sidarto bercerita tentang sosok Bung Karno yang karismatik. Sosok Bung Karno merupakan sosok pemimpin yang baik. Di masa-masa akhir hidupnya, putra Sang Fajar harus menjalani sebagai seorang tahanan bangsa, dari bangsa yang beliau perjuangkan.

Sidarto pun menyampaikan dua hal penting dalam pertemuan tersebut. “Sejarah bangsa merupakan sejarah karma politik. Meskipun menjelang masa-masa akhir hidupnya yang sangat tragis, difitnah, dan tidak dianggap oleh bangsanya sendiri, kebaikan Bung Karno berlanjut pada keturunannya. Bahkan bukan hanya pada keturunannya saja melainkan orang-orang terdekatnya juga seperti saya contohnya” ujar Sidarto.

“Jika seseorang itu baik, hal itu akan tercermin pada keturunannya. Coba lihat Ibu Megawati dan Puan Maharani. Bagaimana bisa jika seorang Bung Karno bukan orang yang baik, keturunanya bisa dipercaya oleh rakyat untuk menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat,” sambungnya.

Sidarto pula berpesan, “Jangan mengglorifikasi sejarah, sejarah memang dituliskan oleh para pemenang, tapi kita harus menyampaikan yang sebenarnya. Jika memang bangsa kita ada cacatnya, generasi yang sekarang juga perlu tahu agar bangsa kita bisa belajar.”

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *