Ahmad Sahroni Minta Rekrutmen Calon Anggota Polri Terbuka dan Jujur

Gambar Gravatar
Ahmad Sahroni Minta Rekrutmen Calon Anggota Polri Terbuka dan Jujur
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. (Doc: DPR RI)

KABARDPR.COM – Ahmad Sahroni selaku Wakil Ketua Komisi III DPR RI meminta proses rekrutmen caloon anggota Polri di lakukan secara terbuka, jujur dan adil.

Menurut Ahmad Sahroni, dengan polemik calon polisi wanita (Polwan), Sulastri Irwan yang di gugurkan Polda Maluku Utara meski sudah lolos seleksi, tak boleh terulang kembali.

Bacaan Lainnya
banner 728x250

Sahroni meminta Polri menyikapi serius kasus tersebut. Sebab kata dia, kasus itu bisa mempengaruhi citra Polri. Bahkan, ia meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak segan memberikan sanksi tegas ke anggotanya yang bermain dalam proses penerimaan calon anggota.

“Ke depannya agar hak serupa tidak terjadi lagi. Saya minta Pak Kapolri lansung beri ketegasan kepada pimpinan tinggi di wilayah tersebut di mana pun berada,” kata Sahroni dalam keterangannya seperti di kutip Kabardpr.com, Kamis (17/11/2022).

“Hal ini agar membuat jerah para pejabat polri dalam menerima calon polisi,” tambahnya.

Selain itu, legislator dari Fraksi Partai NasDem itu meminta Kapolda untuk memantau lansung proses rekrutmen. Hal ini di maksudkan agar proses itu bisa di lakukan dengan adil dan jujur.

“bagi pejabat polri hingga Kapolda juga sudah selayaknya agar mengecek kembali semua proses yang ada. Sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang demikian. Jangan mentang-mentang anak petani, jadi tidak di loloskan,” tegasnya.

Untuk di ketahui, sebelumnya Polda Maluku Utara tidak meloloskan Sulastri di rekrutmen calon siswa Bintara Polri Gelombang II Tahun 2022. Sulastri mengaku menempati peringkat ketiga pada seleksi panitia penentu akhir sesuai pengumuman Pantukhir 2 Juli 2022.

Alhasil, keputusan itu menulai polemik di masyarakat. Nasib Sulastri menjadi buah bibir banyak pihak di berbagai platform media sosial. Kapolri Sigit Prabowo dan Kapolda Maluku Utara Irjen Midi Siswoko pun mengambil tindakan. Sulastri pun akhirnya di loloskan untuk mengikuti pendidikan polisi wanita (Polwan).

Atas peristiwa ini, kata Midi bukan kesalahan anggota polisi maupun panitia. Namun, kesalahan di rinya sendiri sebagai pemimpin.

Baca Artikel Lainnya di Google Berita

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *