Haji, Simbolisme Kehidupan Manusia

Gambar Gravatar
Ditulis oleh
Dr. Andry Wibowo., SIK., MH., Msi
Staf Ahli Ideologi dan Konstitusi Kemenkopolhukam

KABAR DPR  – Islam bersama wahyu yang diajarkan Nabi Muhamad SAW menjadi agama dengan gagasan besar tentang kehidupan manusia. Islam menjadi panduan bagaimana semestinya kehidupan dijalani demi kebahagiaan umatnya.

Salah satu gagasan besar Islam dapat dilihat dari prosesi haji tahun ini. Meskipun dalam suhu panas yang ektrem, pelaksanaan ibadah haji kali ini dilakukan oleh hampir 2,5 juta umat Islam yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Semuanya secara bersama sama melakukan prosesi dalam tempat, waktu dan tata laku yang telah ditetapkan sesuai perintah Allah.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan pengamatan saya, proses ibadah haji tahun 2023 baik yang berlangsung di Mekah Al Mukaromah, Padang Arafah, Musdalifah dan Mina secara umum berjalan dengan tertib dan teratur. Beberapa catatan penting yang menjadikan haji sebagai simbolisme kehidupan manusia yang sepatutnya dilakukan.

Pertama, dalam perjalanan kehidupannya manusia dibekali dan diikat oleh nilai yang berfungsi secara individual dan sosial. Hal yang lazim disebut sebagai pedoman kehidupan. Prosesi haji tidak luput dari adanya pedoman yang mesti diketahui dan ditaati oleh seluruh jamaah haji. Seluruh prosesi haji bukan saja wajib dilakukan secara benar, namun juga perlu dilakukan secara tertib dan teratur. Sulit untuk dibayangkan jika 2,5 juta orang yang berhaji memiliki cara masing- masing. Hal yang tentunya dapat menimbulkan kekacauan dalam pelaksanaannya.

Kedua, disiplin dan kepatuhan pada aturan yang berlaku. Suka atau tidak suka mereka yang berhaji siapapun dia, harus secara sukarela maupun dengan “paksaan” menjalani prosesi haji sesuai dengan ketentuan. Status sosial, gelar, pangkat dan jabatan, juga kekayaan seseorang tidak dapat menggugurkan kepatuhan dalam berhaji.

Ketiga, sistem pengendalian dan pengaturan dilakukan secara berdedikasi dan profesional untuk memastikan semua umat dapat memenuhi seluruh posesi dalam berhaji. Aturan ditegakkan oleh semua pihak tanpa terkecuali yang merupakan bentuk profesionalisme dan dedikasi penyelenggara. Berbagai upaya dilakukan menggunakan pendekatan keterampilan dan pengetahuan yang berisi strategi, teknik dan taktik pengelolaan aktivitas jutaan manusia dalam waktu dan ruang yang terbatas.

Keempat, diperlukan kesabaran seluruh pihak yang berinteraksi dalam aktivitas haji. Dengan jumlah umat yang sangat besar, kepadatan manusia dalam waktu dan tempat tertentu sulit untuk dihindari. Dampaknya, kecepatan mobilitas para jamaah jauh dibawah normal sehingga membutuhkan kesabaran.

Kelima, toleransi dan saling memahami antar sesama dalam ruang kegiatan berhaji. Meski datang dengan misi yang sama namun tidak bisa dihindari jutaan orang yang berasal dari beragam suku bangsa dunia membawa adat dan adab bangsanya masing masing. Situasi yang terkadang menuntut kita untuk memberikan toleransi dan memahami adat dan adab orang lain selama hal tersebut tidak mengganggu kekhusyuan dan kekhidmatan kita dalam berhaji.

Keenam, menekan ego pribadi dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama dalam berhaji. Demi aktivitas berhaji yang tertib, teratur dan khidmat bagi semua umat, pangkat, jabatan, status sosial dan stereotip asal harus dikesampingkan. Dibutuhkan kesamaan rasa sebagai umat dan peserta haji yang setara di mata Allah.

Ketujuh, tersedianya infrastruktur yang memadai serta bermanfaat sebagai penunjang kegiatan berhaji. Infrastruktur yang dimaksud meliputi kepemimpinan, manajemen organisasi pengelolaan haji, infrastruktur fisik, infrastruktur sosial masyakat dan swasta. Diperlukan pengelolaan cuaca yang mumpuni guna mewujudkan kenyamanan demi mendukung kebutuhan para jamaah haji.

Dan yang terakhir, bagi saya berhaji bukanlah sekadar melaksanakan kewajiban rukun Islam. Haji menjadi peristiwa yang memberi banyak pembelajaran bermanfaat untuk kehidupan yang lebih besar. Haji merupakan kehidupan simbolik manusia yang memberi pemaknaan tentang pentingnya sebuah sistem, pengaturan, kebersamaan, kesetaraan, toleransi, pengorbanan juga kesabaran. Dan pemahaman semua manusia sama di mata Tuhan.

Mekkah, 28 Juni 2023

Andry Wibowo

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *