DPR RI Respon Impor Beras: Bentuk Pengkhianatan atas Kedaulatan Pangan Nasional

Gambar Gravatar
DPR RI Respon Impor Beras: Bentuk Pengkhianatan atas Kedaulatan Pangan Nasional
Proses Panen Beras (Foto: Kabardpr.com/Lst)

KABARDPR.COM – Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan merespon ide atau saran dari Bulog untuk segera melakukan impor beras. Karena, stok CBP (cadangan beras pemerintah) yang kian menipis. Hanya tersisa 651 ribu ton saat ini sebagai suatu bentuk pengkhianatan atas kedaulatan pangan nasional.

Pasalnya menurut Johan, kenapa pemerintah tidak mengoptimalkan membeli beras dari petani dalam negeri.

Bacaan Lainnya

“Kalau alasannya produksi lokal lagi turun dan harga beras lokal lagi tinggi. Maka, tidak masuk akal sebab harga beras di pasar internasional juga sedang naik,” kata Johan kepada wartawan, Sabtu (19/11/2022).

“Jadi jangan sampai pemerintah mengkhianati kedaulatan pangan. Karena adanya subordinasi dari kekuatan pasar dunia dengan mengabaikan pemanfaatan produk lokal untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional,” tambahnya.

Politisi PKS ini juga menilai ide Bulog untuk segera melakukan impor juga sebagai bukti dari gagalnya program food estate yang selalu dibanggakan pemerintah, yang menelan anggaran begitu besar namun faktanya tidak bisa menjawab persoalan pangan nasional.

“Ketika ada ancaman krisis pangan, terbukti bahwa food estate adalah proyek gagal maka jangan sampai terjadi kita mengalami krisis beras dan bencana kelaparan akibat kesalahan pemerintah dalam kebijakan tata kelola pangan nasional,” tuturnya.

Ia menegaskan kepada pemerintah untuk menghentikan ketergantungan yang tinggi terhadap pangan impor khususnya beras dan pangan pokok lainnya. Sebab ketergantungan impor membuat neraca perdagangan selalu menjadi negative.

DPR RI Respon Impor Beras

“Impor pangan yang berlebih akan membuat stok pangan berlebih dan mengancam stabilitas harga pangan lokal. Karena tidak berdaya bersaing dengan produk impor,” ungkapnya.

Selanjutnya Johan menandaskan kepada Bulog sebagai operator pangan, perlu segera merancang sistem stabilisator pasokan dan harga serta penguatan sarana pergudangan.

“Saya mengingatkan Bulog untuk fokus mewujudkan aksesabilitas pangan dengan menerapkan kebijakan mengendalikan impor pangan. Mengutamakan produksi pangan dalam negeri serta memperhatikan kesejahteraan petani. Mari kita junjung kedaulatan pangan dengan produk lokal serta mengutamakan kesejahteraan petani dan bukan selalu memanjakan para importir pangan,” paparnya.

Adanya ancaman krisis pangan di mana produksi turun akibat berbagai hal. Maka, pemerintah harus memulai adanya stok dan ketersediaan pangan yang di dukung oleh basis data produksi yang akurat.

Selain itu pemetaan konsumsi berdasarkan wilayah (spasial), melakukan perencanaan cadangan pangan nasional berdasarkan musim, waktu, sebaran penduduk, dan wilayah produksi dengan mempertimbangkan potensi wilayah setiap daerah.

“Hal ini jauh lebih penting di lakukan pemerintah ketimbang selalu berfikir impor, untuk mewujudkan stabilitas pangan melalui sistem ketersediaan, akses pangan dan pemanfaatan pangan yang selalu menjunjung nilai kedaulatan pangan nasional,” pungkasnya.

Baca Artikel Lainnya di Google Berita

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *