DPR Kritisi Wacana Impor Beras, Johan Rosihan: Harus Dihentikan!

DPR Kritisi Wacana Impor Beras, Johan Rosihan: Harus Dihentikan!
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan.

KABARDPR.COM – Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan kembali menegaskan bahwa wacana impor beras mesti dihentikan dan tidak boleh ada opsi kebijakan impor beras.

Menurutnya, polemik data Bulog dan Kementan yang berbeda menunjukkan kurangnya harmoni kerja antar instansi pemerintah. Hal tersebut menurutnya, akan berdampak pada kebijakan yang di ambil tidak akurat, bahkan merugikan para petani.

Bacaan Lainnya

“Saya Menolak wacana impor beras yang di utarakan Bulog. Sebab klaim data Kementan menunjukkan bahwa produksi dalam negeri masih cukup,” kata Johan kepada wartawan, Sabtu (26/11/2022).

“Selain itu meminta Bulog mengoptimalkan menyerap produksi dari petani, sebab selama ini penyerapan dari Bulog selalu tidak memenuhi target,” tambahnya.

Selanjutnya Johan mengatakan, keputusan rapat Komisi IV DPR RI yang menugaskan Bulog untuk menyerap beras dari petani dengan harga komersial sebanyak 600 ribu ton harus segera di laksanakan.

Kemudian, kata Johan, Kementan juga harus membuktikan bahwa stok beras memang cukup dan tersedia untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

“Persoalan rendahnya penyerapan produksi petani oleh Bulog ini harus di evaluasi. Jangan sampai ini malah di jadikan alasan untuk melakukan impor beras,” jelasnya.

Politisi PKS ini meminta Bulog sebagai operator pangan dalam pengadaan CBP (cadangan beras pemerintah) untuk memprioritaskan produksi dalam negeri (penyerapan gabah petani) dan tidak melakukan impor beras karena harga beras di pasar internasional juga sedang tinggi.

DPR Kritisi Wacana Impor Beras

Johan juga menyampaikan, kritik terhadap kinerja penyerapan oleh Bulog selama ini, realisasi pengadaan beras dalam negeri trennya selalu menurun setiap tahun.

“Contohnya penyerapan tahun 2018 bisa mencapai 1,4 juta ton, 2019 mencapai 1,2 ton dan terus menurun sehingga pada semester 1 tahun 2022 ini baru sekitar 550 ton penyerapan beras oleh Bulog,” paparnya.

“Kita mesti Ingat bahwa klaim Kementan bahwa produksi beras tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,72 ton atau sekitar 2,29 persen di banding tahun 2021. Tapi anehnya, malah Bulog mewacanakan impor beras,” ungkapnya.

Selain itu, Johan mengungkapkan menjelang akhir tahun 2022 ini, sejumlah harga komoditas pangan mulai merangkak naik.  Selain itu, juga khawatirnya akan terus meroket.

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah harus mencari cara agar harga tetap stabil. Karena, berdasarkan pengalaman menjelang akhir tahun, harga bahan pokok selalu cenderung naik.

“Untuk mengatasi persoalan harga yang naik ini, saya minta pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan distribusi pangan. Sebab, salah satu penyebab naiknya harga pangan akibat adanya penimbunan apalagi menjelang moment akhir tahun,” pungkasnya.

Baca Artikel Lainnya di Google Berita

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Pos terkait