DPP GPGP Hadiri Dialog Interaktif Bareng Istri Ganjar, Peran Ganda Perempuan Dibahas

Gambar Gravatar

KABAR DPR – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemenangan Ganjar Pranowo (DPP GPGP) menghadiri acara rumah tamah Perempuan Indonesia Pilih Ganjar (Pijar) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (17/6). 

Acara tersebut turut dihadiri oleh Siti Atikoh yang merupakan istri dari Ganjar. Selain itu, beberapa tokoh lain yang turut hadir ialah Dhini Mudiani, Ketua Umum GPGP bersama Angrondewi Intan, Wakil Bendahara Umum GPGP. 

Ketua Umum Pijar, Dyah Kartika Rini mengatakan jika pihaknya merupakan  komunitas perempuan yang inklusif dan kerja sama PIJAR dengan berbagai pihak merupakan tujuan utama dibentuknya wadah relawan ini. Hal tersebut disambut baik oleh Dhini M, Ketua Umum GPGP. 

“GPGP juga merupakan gerakan relawan yang berfokus terhadap isu perempuan dan anak. Hal tersebut jelas tertera dalam VISI dan MISI kami. Oleh karenanya kami menyambut baik hadirnya Pijar yang memiliki concern yang sama dengan kami. Sesuai dengan pesan Pak Ganjar, kita harus bekerjasama dalam menebar kebaikan” ujar Dhini. 

Dalam hal ini, penyelenggaraan kegiatan dikemas dalam bentuk talkshow interaktif  bertajuk ‘Cerita Ibu Atikoh’. 

Acara Cerita Ibu Atikoh dimulai dengan perkenalan sosok Atikoh. Ibu Atikoh dikenal dengan perempuan awet muda. Calon Ibu Negara ini merupakan sosok perempuan berpendidikan. Ibu Atikoh merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada dan Master dari Universitas Tokyo. Sebagai istri seorang politisi dan pejabat publik, Atikoh mengerti betul bagaimana harus membagi perannya yang juga sebagai seorang Ibu. 

Dalam ceritanya, Atikoh menyampaikan pesan bagi para relawan perempuan pendukukung ganjar. Atikoh mengajak para perempuan untuk merapatkan barisan agar tidak mudah dipecah-belah. Atikoh juga mengingatkan untuk tidak lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia juga megajak para perempuan untuk berdiskusi sehingga muncul pemikiran-pemikiran kreatif yang dapat menggerakkan pembangunan bangsa. Atikoh juga tak lupa mengapresiasi ketangguhan perempuan-perempuan Indonesia. 

Dalam acara tersebut  dibuka sesi tanya jawab dengan Ibu Atikoh. Angrondewi Intan, Wakil Bendahara Umum GPGP merupakan salah satu yang ditunjuk oleh Ibu Atikoh untuk memberikan pertanyaan sebagai perwakilan dari perempuan muda. Sebelum melontarkan pertanyaanya, Intan menyempatkan untuk menyampaikan apresiasi kepada Ibu Atikoh, karena dibalik sosok Bapak Ganjar Pranowo terdapat sosok perempuan yang luar biasa keren yang kelak tidak hanya akan menjadi Ibu dari anak-anaknya sendiri melainkan Ibu untuk Bangsa Indonesia. 

“Saya setuju dengan statement Ibu Atikoh yang mengatakan sepertinya ibu-ibu tidak pernah tidak ngapa-ngapain. Karena menurut Saya menjadi seorang Ibu itu merupakan pekerjaan seumur hidup” ujar Intan sebelum memberikan pertanyaan. 

“Peran Ibu seringkali di deskreditkan oleh masyarakat kita sendiri. Padahal seperti yang dijelaskan dalam Ilmu Hubungan Internasional tepatnya pada studi gender, perempuan memiliki beban ganda bahkan triple burden di masyarakat.  Bagaimana ibu memandang kondisi tersebut dalam sisi kesetaraan? Dan bagaimana pentingnya peran lingkungan terdekat dalam mendukung perempuan mencapai kesetaraannya? tanya Intan. 

Ibu Atikoh menyampaikan apresiasi kepada Intan, sebagai seorang perempuan muda, mahasiswi, sudah aktif dalam politik. Sehingga harapan Ibu Atikoh, Intan dapat menjadi contoh bagi perempuan sebayanya karena dapat memberikan wawasan yang luar biasa. 

“Benar Mba, Ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Karena dalam menjalankan tugasnya harus penuh keikhlasan dan kasih sayang tanpa ada upah UMR-nya, tetapi kadang persepsi masyarakat itu tidak ngapa-ngapain. Padahal di rumah pekerjaanya 24 jam.” Jawab Ibu Atikoh terhadap pertanyaan Intan.

“Mengenai beban ganda, sebetulnya merupakan peluang sekaligus tantangan bagi perempuan. Peluangnya adalah perempuan diberikan akses, kesempatan seluas-luasnya dalam jabatan publik sehingga dapat berkontribusi dalam ekonomi dan pembangunan. Tetapi disisi lain, budaya masyarakat kita yang masih patriarkis membuat ranah domestik menjadi beban bagi perempuan. Salah satu solusi dari hal tersebut adalah adanya konsensus mengenai pembagian tugas sebagai bentuk support dari lingkungan terdekat” lanjut Ibu Atikoh menjawab pertanyaan Intan. 

“Lingkungan dan keluarga terdekat juga dapat menjadi support system agar perempuan mencapai kesetaraan. Akan tetapi seorang perempuan harus dapat mengedukasi minimal apa yang biasa dilakukan. Perempuan juga harus support terhadap perempuan lain termasuk dalam lingkungan kerja untuk dapat membantu dan saling back-up. Memang peran ganda masih menjadi tantangan bagi perempuan, oleh karenanya diperlukan adanya open minded dari seluruh pihak agar perempuan tidak terbebani oleh peran tersebut” tegas Ibu Atikoh.

“Pesan saya terhadap seluruh perempuan, jangan pernah merasa bersalah ketika menyediakan sedikit waktu untuk Me Time. Karena dengan sedikit waktu untuk membahagiakan diri kita sendiri, kita akan recharge energi kita. Efek positif nya lebih besar daripada waktu yang seolah-olah kita buang. Ini juga merupakan bagian dari Me Time, karena ibu-ibu dapat bertemu dengan teman-teman yang memiliki visi, soul, chemistry yang sama.” tutup Ibu Atikoh dalam menjawab pertanyaan Intan.

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *