Cerita Ganjar Pranowo soal Orang Sumatra, Adaptif dan Cocok Jadi Ketua

Gambar Gravatar

KABAR DPR – Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menyatakan dirinya senang bisa mengunjungi Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar untuk bertemu dengan Syekh Ali Akbar Marbun di Kota Medan, Sumatra Utara, Minggu (11/6/2023).

Dia pun mengingatkan pentingnya bersilahturahmi terlebih dengan para ulama.

Bacaan Lainnya

“Kita tuh selalu diminta sering-sering bersilaturahmi. Katanya silahturahmi itu memperpanjang umur dan banyak rizki dan buktinya konkrit. Begitu silaturahmi, masuk ke rumah, eh foto saya sudah ada di situ sama Buya, sambutan pertama adalah makan, rizkinya ada. Saya senang,” kata Ganjar yang ditemani oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.

Dia pun tak menyangka banyak yang hadir dari masyarakat menyambut kehadirannya. “(Awalnya) saya hanya bersilahturahmi dengan Buya dan keluarga saja. Tapi yang hadir masyarakat sampai ujung-ujung sana, terima kasih,” ungkap Ganjar.

Menurutnya, berkunjung ke ponpes bukan hal yang asing baginya. Terlebih istrinya merupakan anak seorang Kiai. Ganjar pun menceritakan bagaimana dirinya saat melamar istrinya, Siti Atiqoh Supriyanti. Di mana tak ada yang menanyakan asal partainya.

Namun, saat diterima lamarannya baru tersadar dirinya berasal dari PDI Perjuangan (PDIP), di mana istrinya dulu adalah PPP. Sehingga setelah menikah, dia berguyon, suara PPP hilang satu di Jawa Tengah. Guyonan itu membuat semua orang tertawa.

“Dan itu kemudian menjadi cerita sangat menarik ketika saya bertemu banyak orang, banyak tokoh, cerita-cerita ringan ini selalu memberikan ketenangan bukan ketegangan,” ujar Gubernur Jawa Tengah itu.

Dia pun bercerita bagaimana Sumatera Utara ini sungguh luar biasa. Ia kemudian teringat dengan kawan-kawannya yang berdarah Batak saat masih kuliah di Yogyakarta.

“Yang menarik orang Sumatra ini jauh lebih adaptif. Lebih bisa dengan ikhtiar yang ada. Sehingga lagi-lagi sahabat saya, senior saya namanya Sutradara Ginting, tidak ada yang tidak kenal, ini orang hebat. Menetap di Yogya, menjadi konsultannya Sultan Hamengku Buwono. Jadi penasehatnya adalah orang dari Sumatra Utara. Dan kalau berbicara, Masyallah luar biasa, halusnya melebihi saya. Itu tingkatan adaptif yang ada,” puji Ganjar.

Dia pun juga menyebut orang Sumatera Utara cocok menjadi seorang pemimpin.

“Dan saya heran ini pak. Ada satu yang menarik di Sumatera Utara, dari sisi leadership itu sangat kuat sekali. Sangat menyatu. Pantas saya setiap turun dari pesawat, saya ketemu orang (Sumut), bilangnya apa kabar ketua, bagaimana ketua? Memang dasarnya orang Sumatera Utara cocok jadi ketua,” kata Ganjar.

Menurut dia, keberagaman cerita dari beragam etnis inilah yang membuat hati senang. Sehingga harus terus dirawat keberagamannya.

“Dan tentu saja cerita ringan yang berbeda etnis berbeda agama bisa memberikan hati senang. Itu yang sebenarnya kita rawat. Bukan karena perbedaannya menjadi tabrakan kemudian melukai hati,” jelas dia.

Sementara, selaku tuan rumah Syekh Ali Akbar Marbun menyebut sudah menyiapkan ratusan kursi bagi masyarakat yang hadir. Namun, ternyata yang hadir untuk melihat Ganjar sangat banyak.

“Ini semua kecintaan kepada Pak Ganjar Pranowo,” kata Syekh Ali Akbar Marbun.

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *