Tak Kunjung Terungkap Kasus Pembacokan Sekurity di Cilandak, GPK Desak Kapolri Evaluasi Anggotanya

Tak Kunjung Terungkap Kasus Pembacokan Sekurity di Cilandak, GPK Desak Kapolri Evaluasi Anggotanya

 KABARDPR.COM – Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) menyoroti kasus penganiayaan (pembacokan) terhadap security Komplek Istiqomah Cilandak, Stefanus Benny Sugiharto. Video aksi penganiayaan ini beredar viral di berbagai platform media sosial.

Diketahui, laporan atas kasus tersebut terdaftar Nomor Polisi: LP/4872/K/XII/2022 Sek. Cilandak, Jakarta Selatan pada 19 Desember 2022 lalu. Adapun pelaku dalam kasus penganiayaan ini diduga bernama Rahmat.

Bacaan Lainnya

Namun hingga saat ini, terhitung sudah satu bulan lamanya, tak kunjung ada progres yang berarti alias tak ada tersangka yang di tangkap.

Menyikapi kasus ini, Ketua GPK Abdullah Kelrey mendesak Polres Jakarta Selatan agar segera menuntaskan kasus tersebut.

Hal ini kata dia, demi tercapainya rasa keadilan kepada korban serta kembalinya kepercayaan publik atas institusi Bhayangkara tersebut.

“Jangan biarkan kasus yang mengakibatkan korban meninggal dunia ini mangkrak di tengah jalan. Harus di usut secara serius, segera tangkap pelakunya. Jangan sampai kinerja dengan ketidakbecusan kinerja Polsek ini, membuat nama besar lembaga Kepolisian tidak bagus,” kata Abdullah Kelrey melalui keterangan tertulisnya kepada Kabardpr.com, Minggu (22/1/2023).

GPK Desak Kapolsek Cilandak Dievaluasi

Menurutnya, jika kasus ini masih belum menemukan titik terang, maka pihaknya meminta agar Kapolres Metro Jakarta Selatan melakukan evaluasi tegas kepada Kapolsek Cilandak.

“Jangan di tutup-tutupi kasus ini, harus transparan di sampaikan ke publik perkembangannya. Kapolres Metro Jaksel harus evaluasi Kapolsek Cilandak,” tegasnya.

Kendati demikian, pria karib di sapa Bung Rey ini mengingatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar menginstruksikan jajarannya lebih serius lagi dalam menyerap aspirasi masyarakat. Dengan demikian, ia berharap jangan sampai muncul anggapan publik bahwa ‘viral dulu baru bergerak’ oleh jajaran polri.

“Jangan padamkan api, pada saat api besar. Padamkan api saat masih kecil. Harusnya keseriusan penanganan itu muncul sebelum kasus ini viral,” jelasnya.

“Kemarin peristiwa Sambo terjadi di Jaksel dan dapat atensi khusus. Sekarang kasus pelaku sadis bak jagal ini terjadi lagi di Jaksel dan belum juga terungkap. Harusnya berkaca pada kasus Ferdy Sambo buat pembelajaran bagi Polres Jaksel dan soal kasus menonjol ini,” pungkasnya.

Baca Artikel Lainnya di Google Berita

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Pos terkait