Kabar duka mengenai meninggalnya mantan juara dunia tinju, Ricky Hatton, atau dikenal dengan sebutan “The Hitman”, telah mengguncang dunia olahraga, terutama para penggemar tinju. Penemuannya yang tak bernyawa di kediamannya di Hyde, Greater Manchester, pada Minggu pagi telah dikonfirmasi oleh pihak kepolisian setempat. Meskipun kematian ini tidak dianggap sebagai kasus mencurigakan, tetapi kepergian Hatton meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, teman, dan penggemar.
Ricky Hatton, lahir pada 6 Oktober 1987, mengawali karir tinjunya pada tahun 1997 dan sejak itu meraih berbagai kemenangan gemilang. Dengan rekor 45 kemenangan, termasuk 32 kali kemenangan dengan knock out, Hatton dikenal sebagai bintang muda yang bersinar di dunia tinju internasional. Kesuksesannya membawanya menjadi juara dunia di berbagai kelas tinju, seperti light-welterweight dan welterweight, dan mencapai puncak kariernya dengan mengalahkan petinju kelas dunia, Kostya Tszyu pada tahun 2005.
Meskipun masa kejayaannya sebagai petinju diakui secara global, Hatton juga mengalami masa-masa sulit saat harus berjuang melawan depresi, gangguan kesehatan mental, dan penyalahgunaan alkohol selama masa pensiunnya. Namun, keberhasilannya dalam bangkit dari tantangan tersebut menjadi inspirasi bagi banyak orang. Rencananya untuk kembali ke ring tinju diumumkan beberapa bulan sebelum kematiannya, menunjukkan semangat dan dedikasinya terhadap olahraga yang dicintainya.
Selain itu, prestasi Ricky Hatton sebagai juara dunia tinju termasuk merebut gelar light-welterweight dari Kostya Tszyu pada tahun 2005, juara dunia welterweight setelah mengalahkan Carlos Maussa pada tahun 2006, dan berhasil mempertahankan gelar welterweight dengan mengalahkan Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao.
Meskipun sebab pasti kematiannya belum diungkap secara rinci, dunia olahraga kehilangan salah satu bintangnya. Ricky Hatton akan dikenang sebagai petinju yang berprestasi dan penuh semangat, yang meninggalkan warisan besar dalam dunia tinju internasional.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
