Banjir yang melanda Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) selama 7 hari telah menelan tiga korban jiwa akibat tenggelam di lokasi berbeda. Salah satu korban bernama Achmad Rifqie Arzan (7) ditemukan meninggal setelah terpeleset dan hanyut di selokan Perum Graha Mukti Asri Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan. Proses pencarian dilakukan tim SAR gabungan dengan hasil menemukan tas milik korban sebelum Achmad Rifqie ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Selain itu, dua korban lain juga meninggal akibat banjir di Kota Semarang. Eko Rusianto meninggal saat membersihkan sampah di Kolam Retensi Trimulyo dan seorang anak berinisial FAS tenggelam di Jembatan Pertigaan Masjid Gebangsari. Banjir yang melanda 23 kelurahan di Kota Semarang membuat puluhan ribu warga mengungsi karena mencapai setinggi 10-80 sentimeter di beberapa wilayah.
Disisi lain, kendaraan yang melintas juga terdampak dengan beberapa truk mengalami mogok dan jalanan macet. Pihak berwenang sudah melakukan upaya seperti rekayasa cuaca dan pengerahan pompa air namun banjir yang sudah berlangsung seminggu belum juga surut. Banjir ini mengenangi 23 kelurahan di lima kecamatan dan mempengaruhi sekitar 63.400 jiwa atau 21.125 KK di Kota Semarang. Kondisi ini menandakan bahwa banjir di Semarang sulit mereda meskipun sudah ada upaya penanganan dari pihak terkait.

