Kabaharkam Fadil Imran Bentuk Polisi RW se-Indonesia: Polisi Dekat dan Bersifat Humanis

Gambar Gravatar
Polri mengerahkan 8 satuan tugas (Satgas) untuk melakukan pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo pada 6-13 Mei mendatang. 
Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran. (dok. Polri)

KABAR DPR – Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran menyebutkan jika pembentukan Polisi RW merupakan wujud pemolisian modern. Konsep ini akan bermuara dari hulu yaitu pencegahan kejahatan melalui pendekatan nyata dengan masyarakat.

Dia menjelaskan jika Polisi RW adalah semua anggota kepolisian yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal, bukan hanya bhabinkamtibmas seorang. Mereka akan menjalankan fungsi polisi RW di tempat mereka tinggal saat ini.

Bacaan Lainnya

“Sesuai arahan Bapak Kapolri, yang menekankan bahwa polisi harus dekat dengan masyarakat dan bersifat humanis. Maka ketika saya diamanahkan memimpin Jakarta, saya berupaya menjalankan perintah tersebut melalui beberapa program yaitu Kampung Tangguh Jaya, Vaksinasi Merdeka, Street Race, ADA Polisi, hingga malam pelayanan,” kata Fadil dalam keterangan tertulis, Kamis (18/5).

Fadil menambahkan jika nantinya polisi yang bertugas di kota lain maka akan menjadi Polisi RW di tempat tinggal ia bertugas atau berdinas. Para Polisi RW diharapkan minimal seminggu sekali, dapat berkomunikasi, menjalin silaturahmi, menjadi kawan, jembatan hingga komunikator.

Mereka pun diharapkan bisa menjadi fasilitator serta tempat curhat bagi warga di sekitar tempat tinggalnya. Upaya itu untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan dan ketidaktertiban dalam masyarakat.

Menurut Fadil dari keseluruhan program tersebut yang menjadikan anggota dekat, kenal bahkan akrab dengan warga, berbagai aksi kejahatan dapat dicegah, bahkan diturunkan angkanya seperti kejahatan jalanan, tawuran hingga 49%.

“Perjalanan dari pembentukan berbagai program inilah yang kemudian menjadi embrio lahirnya Polisi RW di Jakarta, yang kemudian diapresiasi oleh Kapolri, untuk kemudian secara bertahap dijalankan secara nasional,”jelas dia.

Fadil menjelaskan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa salah satu praktik pemolisian yang efektif mengurangi kejahatan, menumbuhkan kepuasan masyarakat serta meningkatkan kepercayaan publik pada aparat ialah pemolisian komunitas (community policing). Mereka harus berorientasi pada kedekatan polisi kepada masyarakat.

Lebih jauh Fadil menjabarkan proses Polisi RW mulai bertugas. Setiap wilayah kata dia, seperti Yogyakarta, Bandung, akan melakukan analisa, pemetaan, secara bertahap yang kemudian memilih kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk ataupun catatan aduan
kamtibmas yang tinggi.

“Sebagaimana arahan Bapak Kapolri, saya akan terus turun ke bawah, melakukan berbagai evaluasi dan inovasi agar program ini tidak menjadi program lip service ataupun seremoni semata,” tukas dia.

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *