Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, diketahui telah memuntahkan awan panas guguran sebanyak enam kali pada hari Minggu. Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, dua kejadian pertama awan panas guguran teramati pada pukul 11.04 WIB dan 11.11 WIB. Kejadian selanjutnya termonitor pada pukul 14.27, 15.00, 16.08, dan 17.21 WIB, semuanya mengarah ke barat daya menuju sektor Kali Krasak dan Kali Sat (Putih).
BPPTKG mencatat bahwa jarak luncur awan panas guguran terjauh mencapai 2.500 meter dengan amplitudo maksimum 59 mm dan durasi 279,5 detik. Agus mengatakan bahwa data pemantauan menunjukkan adanya suplai magma yang masih berlangsung, yang bisa memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Oleh karena itu, BPPTKG masih mempertahankan status Level III atau Siaga pada Gunung Merapi.
Agus juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi. Guguran lava dan awan panas dari gunung tersebut dapat berdampak pada area dalam sektor selatan-barat daya dan tenggara dengan jangkauan tertentu. Jika terjadi erupsi eksplosif, material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
