Ahmad Syaikhu Ungkap Dimensi Spiritual dan Sosial dalam Hari Raya Iduladha

Gambar Gravatar

KABARDPR.COM, MAKKAH – Umat Islam di seluruh dunia saat ini sedang merayakan hari raya idul kurban atau Iduladha 1445 H/2024 M. Hari raya tersebut tidak lepas dari sejarah pengorbanan luar biasa yang dilaksanakan nabi Ibrahim terhadap putranya nabi Ismail AS, yang melambangkan ketulusan dan kepatuhan nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT dalam menjalankan perintahnya

Memperingati hal itu, Anggota DPR RI, Ahmad Syaikhu mengungkapkan dalam pelaksanaan Lebaran Haji itu jika ditelusuri lebih dalam, tersirat dimensi spiritual dan sosial yang begitu kaya dan mencerahkan.

“Dalam hari raya Kurban, banyak Pelajaran yang bisa kita petik, mulai dari keteladanan dan kataatan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS hingga kondisi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya, sebagaimana tergambar dalam QS. Al Hajj: 28,” ujar Syaikhu dalam pesan singkatnya kepada Parlementaria, di Jakarta, Senin (17/6/2024).

Dijelaskannya, secara spiritual misalnya, kurban adalah penyembelihan binatang ternak yang dilakukan seorang muslim sebagai wujud ibadah dan ketaatan diri terhadap perintah Allah SWT (Taqorrub ila Allah).

“Penyembelihan binatang ternak bisa dimaknai sebagai pembersihan nafsu-nafsu kebinatangan dari diri manusia, dalam rangka penyucian diri (tazkiyah), sehingga benar-benar menjadi hamba yang taat dan memiliki nilai kepatuhan (sami’na wa atho’na), terhadap perintah Allah SWT,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.

Sementara, menurut Anggota Komisi I DPR RI ini, dalam dimensi sosial, kurban sebagai bentuk implementasi kepedulian sosial, semangat berbagi dan sikap mengasihi sesama tetangga serta masyarakat sekitar yang selama ini berkekurangan.

Bahkan Nabi Muhammad SAW setiap Iduladha selalu menyembelih sendiri hewan kurbannya, kemudian mendistribusikannya kepada kaum fakir dan miskin, hanya sedikit disisakan untuk dimakan keluarganya. Sehingga semua masyarakat mendapatkan kegembiraan dalam setiap pelaksanaan hari raya Kurban.

“Kurban bisa menjadi stimulus untuk membangkitkan kembali modal sosial yang sudah mulai terkikis di tengah-tengah masyarakat. Banyak persoalan sosial yang masih menghantui sebagian masyarakat kita. Terutama masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran,”pungkasnya. (ayu/rdn)

 

 

Apa reaksi anda soal berita ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Iklan-Admin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *